Sejarah Karangsambung
Sejarah Karangsambung
Kecamatan Karangsambung dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 18 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kecamatan Sebagai Perangkat Daerah. Perda ini berlaku mulai tanggal 22 November 2001. Karangsambung merupakan pemekaran dari Kecamatan Sadang.
Karangsambung adalah sebuah kecamatan yang memiliki tekstur perbukitan dengan karang yang menyambung. Berdasarkan sejarah, tepat di Karangsambung, pada jutaan tahun yang lalu terjadi sebuah fenomena alam yang luar biasa. Fenomena Geologi berupa subduksi yang mengakibatkan bebatuan di dasar laut berbenturan. Benturan tersebut tidak seketika melainkan melalu proses yang lama. Dan karena benturan itu, maka naiklah dasar laut relatif terhadap muka air laut sehingga menjadi sebuah daratan (daratan itulah yang kini menjadi sebuah Kecamatan Karangsambung). Melihat kembali fenomena alam itu dan kita hubungkan dengan nama Karangsambung, maka bisa disimpulkan bahwa siapapun yang memberi nama tempat itu dengan nama Karangsambung bisa dipastikan dia mengenal betul ilmu geologi. Dan mengetahui secara pasti peristiwa yang terjadi jutaan tahun yang lalu. Dengan kata lain, siapapun yang memberi nama tempat itu dengan nama Karangsambung, dia adalah seorang ahli geologi kuno. Hal itu bisa diperkuat dengan arti dari nama Kebumen. Nama Kebumen berasal dari kata kabumian. Kata Kabumian berasal dari kata bumi. Para ahli geologi Indonesia lantas mengaitkan sejarah Kebumen dan juga sejarah Karangsambung. Lalu mereka mengambil kesimpulan bahwa bisa jadi nenek moyang Kebumen adalah para ahli geologi. Dan nama Kabumian bisa jadi berarti ilmu bumi. Kesimpulan mereka tidaklah tanpa alasan.Para ahli geologi di era modern sendiri baru mengamini peristiwa yang menjadi sejarah Karangsambung beberapa puluh tahun belakangan ini, tetapi nenek moyang Karangsambung bisa mengetahui kalau daerah tersebut terjadi karena karang di dasar laut yang berbenturan dan terangkat menjadi permukaan (karang yang menyambung).
Sebutan ini sekilas seperti sesuatu yang dikait-kaitkan. Namun, jika kita mencoba melihat lokasinya secara langsung, maka lokasi ini diyakini ahli geologi sebagai lantai samudera purba yang muncul ke permukaan akibat adanya proses dinamika bumi. Dari sisi geologi, Karangsambung adalah wilayah yang memberikan cerita panjang tentang jejak sejarah pulau Jawa. Hal ini terlihat pada beberapa singkapan batuan yang campur aduk muncul ke permukaan. Singkapan batuan tersebut menggambarkan evolusi lempeng tektonik dengan rentang usianya lebih dari 120 juta tahun lalu.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjadikan kawasan ini sebagai Laboratorium Geologi dan dijadikan kampus LIPI Karangsambung. Sekarang ini kampus LIPI Karangsambung dalam pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Balai Informasi dan Konservasi Kebumian (UPT BIKK). Setiap tahunnya ratusan mahasiswa geologi dan geofisika melakukan kuliah lapangan di kampus ini. Sejak 2006, Situs Karangsambung dijadikan sebagai cagar alam geologi yang dilindungi oleh negara. Cagar Alam Geologi Karangsambung ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 2817-K/40/MEM tahun 2006.
Karangsambung bisa diibaratkan sebagai miniatur geologi Indonesia. Himpunan batuan beraneka ragam jenis dan ukurannya ditemukan di lokasi situs Karangsambung. Ukuran batuannya mulai dari yang berukuran kecil (kerikil) sampai batuan yang berukuran sebesar bukit tersebar pada beberapa lokasi situs Karangsambung. Setiap himpunan bantuan itu memiliki umur dan sejarah pembentukannya juga berbeda-beda. Singkapan adalah salah satu istilah dalam geologi yang memiliki arti bagian yang terlihat dari bukaan batuan dasar atau deposit superfisial purba pada permukaan bumi. Setiap singkapan batuan menyimpan cerita panjang tentang proses terbentuknya batuan. Mulai dari mekanisme pembentukan, umur dan jenis batuannya dan mineral yang tersimpan di dalamnya. Situs Karangsambung menjadi sangat menarik dipelajari, khususnya oleh para ahli geologi. Setiap tahunnya, ratusan mahasiswa Teknik Geologi dan Teknik Geofisika melakukan kuliah lapangan di komplek Karangsambung. Situs Karangsambung menyimpan rekaman jejak-jejak proses paleosubduksi yang dibuktikan dengan singkapan-singkapan batuan tua dari lantai dasar samudera. Batuan-batuan tua yang tersingkap dapat memberikan informasi untuk merekonstruksi sejarah pembentukan Pulau Jawa. Secara geomorfologi, Karangsambung tersusun dari perbukitan struktural yang disebut sebagai kompleks melange. Kata melange berasal dari bahasa Perancis yang artinya campur aduk. Secara istilah geologi, melange didefinisikan sebagai batuan yang terbentuk dengan cara tercampur seluruhnya akibat adanya aktivitas pergerakan dua kerak bumi. Bahan pembentuk melange merupakan batuan yang basal yang terdapat di dasar laut dan batuan sedimen. Melange yang terbentuk di situs.
Karangsambung diistilahkan dengan sebutan Melange Luk Ulo. Asikin (1974) dalam disertasinya mendefinisikan Melange Luk Ulo sebagai percampuran tektonik dari batuan yang mempunyai lingkungan berbeda. Percampuran terjadi akibat adanya proses subduksi antara lempeng benua Eurasia dan lempeng samudera Hindia. Dalam perkiraan umur geologi, percampuran tersebut terjadi pada jaman Kapur Atas-Paleosen atau antara 65,5 ± 0,3 hingga 55,8 ± 0,2 juta tahun yang lalu. Penemuan beberapa singkapan batuan Rijang dan batuan Gamping Merah di wilayah situs Karangsambung memberikan bukti tentang evolusi jejak pembentukan pulau Jawa. Batuan Rijang berlapis Gamping Merah yang tersingkap di Karangsambung merupakan batuan yang berasal dari dasar laut dalam dengan kedalaman 5000 meter. Pengangkatan lantai dalam samudera terjadi akibat adanya aktivitas tektonik lempeng pada bagian zona subduksi antara lempeng benua Eurasia dan lempeng samudera Hindia. Diperkirakan proses ini terjadi pada 80 juta tahun hingga 140 juta tahun yang lalu. Selain batuan Rijang dan Gamping Merah, situs Karangsambung juga dijumpai singkapan batuan Basalt. Batuan Basalt merupakan batuan beku dari hasil intrusi gunung api di dasar laut dalam. Batuan ini diperkirakan terbentuk akibat adanya pemekaran tengah samudera sehingga memunculkan gunung api yang memuntahkan lava. Lava hasil muntahan gunung api membenku akibat terkena air laut. Karena bentuknya yang bulat lonjong, batuan beku ini disebut dengan lava bantal (pillow lava). Dinding lava bantal tersingkap dengan jelas di Kali Muncar, Kecamatan Sadang. Di kali Brengkok tersingkap batuan yang mengandung mineral mika. Batuan ini dikenal dengan sebutan Batuan Sekis Mika, penamaan batuan sesuai dengan mineral utama yang menjadi komposisi utama batuan. Ahli geologi meyakini bahwa Batuan Sekis Mika merupakan “tanah dasar Pulau Jawa”. Oleh karena itu, lokasi Kali Brengkok menjadi salah satu lokasi yang dikunjungi oleh mahasiswa Geologi dan Geofisika. Kunjungan para mahasiswa tersebut tentunya untuk memahami proses terbentuk batuan. Kali Brengkok menjadi salah satu lokasi kunjungan mahasiswa Teknik Geofisika ITB untuk memahami proses terbentuk Batuan Sekis Mika yang diyakini sebagai “Tanah Dasar Pulau Jawa”. Keberadaan situs Karangsambung menjadi penting bagi pengembangan ilmu geologi dan geofisika di Indonesia. Selain pengembangan geowisata yang bisa berdampak bagi peningkatan perekonomian masyarakat. Beberapa singkapan batuan yang ada di Karangsambung unik dan tidak dijumpai didaerah bahkan di negara lain. Kelestarian situs Karangsambung adalah hal serius untuk terus dijaga.
(Dari berbagai sumber)